Dulu, masih segar dalam ingatanku. Saat pertama kali
ingin merintis usaha ini.
Ya... sebagai perantauan yang pulang kampung karena
orangtua meninggal dunia, menjadikanku sebagai perantau gagal yang tidak bisa membawa
apa-apa saat pulang kampung, kecuali hanya secuil ilmu komputer.Ya, hanya secuil.
Secuil dalam
arti sebenarnya ya. Pokoknya hanya mampu mengoperasikanlah. Masih ingat waktu itu,
pertama kali membeli komputer, dalam satu bulan, si kompi dah "masuk RS"
sebanyak 3 kali. Hehehe... Dan sedikit edit-edit photo. Maklum, sewaktu jadi perantauan
dulu, cuma mampu beli komputer bekas itu pun cuma sekelas pentium 3. Yang dengan
keterbatasanya akan terseok seok membuka aplikasi photoshop. Lola... Alias Loading
Lama.
Di desa tercinta Muaratais 1, sesudah selesainya segala
sesuatu terkait prosesi pemakaman dan pengajian selepas meninggalnya ayah, bersama
saudara, kami melanjutkan usaha yang dulu pernah digeluti ayah. Sebagai pengepul
hasil bumi. Seperti kakao, buah pinang, dan juga kemiri.
Mengingat usaha ini tidak mungkin selamanya akan kami
usahakan berdua, karena suatu saat nanti pasti kami akan berkeluarga, saya memberanikan
diri untuk meninggalkan usaha tersebut, dan menyerahkan sepenuhnya usaha tersebut
kepada adik saya. Biarlah saya sebagai kakak, mengalah dan mencari usaha lain agar
adik saya tidak perlu lagi bersusah payah lagi membangun usaha baru. Mengingat usaha
yang dijalankan Almarhum Ayah dulu cukup berjalan sukses untuk ukuran di Desa tempat
kami tinggal.
Mulailah saya melihat-lihat peluang usaha di Desa
ini. Hal pertama yang saya lakukan waktu itu cari lokasi. Yang kebetulan saat itu
dipersimpangan desa ada bangunan ruko yang sedang dibangun. Belum selesai sama sekali.
Baru selesai satu ruko, yang lain baru sekedar pondasi, dari total 8 ruko.
Entah kenapa, jiwa wiraswasta dari dalam diri saya
bangkit melihat bangunan ini. Mencoba menerka-nerka peluang usaha yang memungkin
di desa kami ini. Maklum, mayoritas masyarakat di Desa ini hanyalah petani. Hanya
,mengandalkan penghasilannya dari mengolah persawahan, sepetak tanah pertanian serta
menjadi buruh tani. Satu dua orang ada lah yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri
Sipil.
Pikiran mulai menari-nari, menghitung untung rugi,
mempertimbangkan tanggapan masyarakat, serta peluang jangka panjang. Karena bagaimanapun,
usaha yang baik adalah usaha yang mampu bertahan dalam jangka panjang, dan serta
memenuhi kebutuhan masyarakat serta jauh dari kemungkinan dipandang negatif.
Akhirnya, jatuhlah pilihan untuk membuka Usaha Rental
Playstation (PS2).
Lho..... kok
malah Playstation?
Bukankah jenis usaha ini justru merupakan usaha yang
80% mendapat tanggapan negatif dari masyarakat?
Inilah tantangannya, nanti kita lanjut kisahnya ya....
Wassalamu Alaikum.
No comments:
Post a Comment